Perkandangan

 Kandang

Kandang yang digunakan kandang panggung dengan alas litter. Kandang dibuat menggunakan bambu dan kayu dengan ukuran panjang 80 cm x lebar 60 cm x tinggi 50 cm, sebanyak 24 unit kandang. Ketinggian kandang dari tanah adalah 50 cm. Setiap unit dilengkapi dengan tempat pakan dan minum serta, pemanas buatan menggunakan bola lampu 5 watt. Sebelum itik dimasukan ke dalam kandang, terlebih dahulu kandang serta peralatan disterilkan dan dibersihkan dengan cara menyemprotkan kandang menggunakan desinfektan di dalam maupun di sekitar kandang yang bertujuan agar ternak sehat dan terhindar dari penyakit. Kemudian dibiarkan sampai kering. Selanjutnya masingmasing unit kandang dialasi dengan kardus dan sekam padi dengan ketebalan ± 3 cm. Sekam padi diganti setiap 1 minggu sekali. Setiap kandang juga diberi kode perlakuan kemudian dilakukan pengacakan perlakuan pada setiap ulangan dengan cara pengundian. Setelah itu dilakukan pengacakan itik untuk dimasukan ke dalam setiap unit kandang tersebut.

Tipe kandang yang digunakan oleh peternak itik petelur adalah kandang bertipe postal. Kandang bertipe postal selain biaya pembuatannya yang relatif murah juga dapat memudahkan peternak untuk melakukan sanitasi sehingga dapat mengurangi bau. Bahan yang digunakan sebagai atap, dinding dan alas kandang adalah bahan-bahan yang mudah didapat di sekitar lokasi dan harganya relatif murah. Bahan atap kandang yang digunakan sebagian besar adalah daun alang-alang dan ada beberapa peternak yang menggunakan terpal. Bahan konstruksi kandang yang digunakan yaitu kayu dan bambu. Alas kandang yaitu tanah dan ditambahkan dengan jerami sehingga dapat mencegah telur agar tidak mudah pecah. Ismaya et al. (2016) menyetakan bahwa bahan atap kandang seperti daun rumbia, daun alang-alang dan daun kelapa adalah bahan-bahan yang murah, mudah didapat dan tidak menyerap panas. Budi et al. (2015) menyatakan bahwa bahan konstruksi kandang itik yang banyak digunakan adalah kayu dan bambu karena harganya murah dan tahan lama. Itik Tegal yang ada di daerah pada umumnya dipelihara menggunakan sistem pemeliharaan intensif dan semi intensif. Sistem pemeliharaan intensif dilakukan dengan cara memelihara itik di dalam kandang dan kebutuhan pakannya disediakan oleh peternak. Itik Tegal yang dipelihara secara intensif diberikan pakan setiap pagi, siang dan sore hari. Sistem pemeliharaan semi intensif dilakukan dengan cara menggembalakan itik pada lahan persawahan kemudian dikembalikan lagi ke dalam kandang pada sore hari. Itik yang dipelihara secara semi intensif diberikan pakan sebelum dan sesudah digembalakan. Penggembalaan dilakukan selama ± 8 jam, dari pukul 07.00 – 15.00 WIB. Itik akan memenuhi kebutuhannya dengan mengkonsumsi bahan pakan alami selama digembalakan. Bahan pakan alami yang banyak tersedia di sekitar tempat penggembalaan antara lain butir-butir padi yang tercecer, gabah, hijauan, ganggang air, keong sawah dan serangga. Nugraha et al. (2013) menyatakan bahwa sistem pemeliharaan intensif dilakukan dengan cara memelihara itik di dalam kandang dan semua kebutuhannya dipenuhi oleh peternak. Wibowo et al. (2007) menyatakan bahwa itik yang digembalakan pada lahan persawahan ataupun tepi sungai memungkinkan itik untuk mendapatkan pakan untuk memenuhi kebutuhannya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Asal-Usul Itik Tegal

Klasifikasi

Produk